Merbabu, Ku Penuhi Janjiku, Kutaklukan Keraguanku

Merbabu, kupenuhi janjiku, kutaklukan keraguanku. 3142 mdpl telah kutapaki dengan kaki kecil ini. Rasa khawatir, lelah dan hampir putus asa semua sirna demi sebuah puncak. Bukan karena obsesi ataupun ego diri melainkan sebuah harga diri dan janji yang sudah menjadi harga mati. Terima kasih merbabu untuk cerita berharga ini, dan Indonesia aku mencintaimu ( Merbabu, 3142 mdpl )


ya, seperti itulah kata yang melekat di mulutku usai evaluasi pendakian merbabu ini. Evaluasi ? iya bener evaluasi dari pendakian sebelumnya. Kog dievaluasi kenapa ? Karena pendakian yang dahulu kalau diibaratkan ujian mendapat nilai 5. Kog jelek banget nilainya ? iya, super jelek, banyak banget kesalahan - kesalahan fatal selama pendakian, mulai dari kurangnya persiapan, gak lengkapnya peralatan pendakian, masak di gunung yang dingin banget gak bawa sleeping bag, gak bawa makan, cuma bawa air mineral, sepatunya pun pakai converse, ditambah lagi sering terpeleset kesana kesini. pokoknya buruk lah. Terus sampai puncak ? enggak *sedihkan* cuma sampai pos 3.

Makanya kali ini pendakian evaluasi harus mendapatkan nilai setidaknya 8 lah, selain itu ya bisa gak bisa, kuat gak kuat harus sampai puncak. pokoknya puncak sudah harga mati !!

konyol sih, pendakian mengharuskan sampai kepuncak, bukankah puncak itu hanyalah bonus ? bukan kah pendakian itu menikmati perjalananya, menikmati kebersamaanya, melihat keagungannya, bukan malah puncak yang jadi tujuan utama. *geblek*

okeh lah terlepas itu semua, aku akan ceritakan juga keseruan apa yang terjadi selama pendakian dengan JAFA . hah Jafa ? iya jafa, itu lhoh klup dari beetalk, udah kujelaskan juga dari dulu. Masak harus dijelaskan lagi, 

Pendakian kali ini dengan 24 orang. gileee banyaknya. *itu mau ndaki apa mau demo ?* itu aja sebelumnya ada yang mengundurkan diri ( 4 orang ), bukan jafa namanya kalau kemana - mana gak rame. 'karena' pinter marketing nya aja sih, pinter mbujuk orang - orang untuk ikut mlm mendaki, meskipun yang diajak itu dari muka - muka nya pada gak ikhlas. hahhaa



well, bisa dibilang pendakian ini persiapan sudah bener - bener matang, bijimane gak matang, kesananya aja pake mobil ( untuk barang - barang nya ), bawa wajan, bawa soblok ( itu lho panci gedhe ), bahan untuk masak aja udah se tas carier 60 liter penuh. pokoknya motto kita mendaki sekalian prasmanan. Maklum sih, membawa 24 orang bukan urusan yang mudah, asupan gizi yang cukup sangat dibutuhkan ketika mendaki, jangan sampai 24 orang ini kelaparan di pucuk gunung sana, mau delivery kfc juga gak mungkin, :D

kalau persiapan makan sudah well, tapi sayang managemen waktunya belum well. you know what ? kita molor 5 jam dari jadwal semula. Gilakk !! sumpah ini manajemen waktu yang buruk, terlambat bukan karena kesalahan kitanya, tapi kesalahan mobil nya, okeh. rencana awal jam 15.00 sudah meetpoint, sekalian check barang - barang. terus jam 16.00 cus ke basecamp, tapi yang ada jam 16.00 baru meetpoint, molor 1 jam gak masalah lah. setelah semua terkumpul, tek tok mobilnya masih harus masuk bengkel, okeh nunggu mobil dulu. danjam 19.00 baru selesai dan baru cus ke basecamp. karna weekend, jalanan rame kenangan mantan kendaraan, yah gitulah sampai di basecamp jam 21.00, dan kita  masih nunggu mobil lagi, karena kita berangkat pakai motor, barang - barang masuk di mobil. and if you know, mobil baru datang jam 23.00, ah bangke !!

.: Pendakian nya gimana ? :.
sebenarnya pendakiannya berjalan dengan lancar, sudah sesuai prosedur pendakian yang benar *weseeh* , pendakian juga terkontrol sebagaimana mestinya, peralatan yang dibawa juga sudah sesusai standart operasional, sudah pake ht ( handy talky) bahkan sampai alat bantu pernafasan juga dibawa. well kan ? JAFA gitu :D

kalau sering break kan gak masalah juga ya ? orang banyak yang pemula, dimaklumi juga, yang penting kan kebersamaannya, yang penting kan bisa bareng - bareng sampai puncak, gak masalah kalaupun tiap 10 langkah terus break, ya konsekuensinya sampai puncak nya lebih lama, bahkan nyunrise diperjalanan. Gak masalah juga sih :p

pendakian karena lagi musim kemarau, alhamdulillah tanpa hambatan jalan licin, alhamdulillah lebih mulus dibandingkan yang kemarin, meskipun masih ada yang pakai sepatu convers bahkan sandal jepit, masih aman - aman saja di perjalanan.

karena pendakian nya yang nyantey, cuma sampai di pos 3, sekalian istirahat, tidur - tidur, paginya nyunrise, karna spot terbaik buat nyunrise kalau gak di pos 3 ya di sabana, karena banyak yang bilang capek dan ingin break, ya sudah sampai pos 3.

agak nyesel sih, pagi nya (khusus aku) gak lihat sunrise, karna udah terlelap tidur, udah mager dengan sleepingbag, bangun - bangun udah jam 08.00, kan bangke :(

gak masalah juga, gak lihat sunrise, masih banyak pemandangan yang 11 : 12 dengan keindahan sunrise, sesi photo - photo lebih komplit karena mambawa cew, tau sendiri lah cew gimana kalau mau foto - foto, perlengkapan komplit.




.: The Real Tracking is Began :.

kita ber 11 sudah niat tekat untuk mendaki sampai puncak, pokoknya sampai kentheng songo, 3142 mdpl. kenapa cuma ber sebelas? karena yang lainnya sudah nyerah, sudah gak kuat lagi buat ndaki lagi. okey. gak masalah. *kalian gak lakik*

pendakian menuju puncak aslinya gak begitu susah, cuma naik sampai sabana 1, terus turun, terus naik lagi ke sabana 2, terus turun, terus naik lagi sampai puncak, terus jalan terus, dan naik lagi sampai kentheng songo. Udah itu tok !!

pokoknya jangan dibayangkan medan nya, jangan lihat keatas, fokuslah pada setiap tapak kakimu, ingatlah tujuan utamamu, gantungkan kata puncak tepat 5 cm di depan dahimu, ( beh, korban 5 cm ).

pendakian menuju sabana 1, sudah di tangan kita. kita berhasil sampai sabana 1. ( okeh langkah selanjutnya )
tapi sayang 2 orang harus gugur, si ayuk dan firman, sudah mengibarkan bendera kuning, mereka menyerah. okeh, firman and ayuk bye !!

mendaki lagi, mendaki lagi, naik lagi naik lagi, lewat jalan terjal lagi, gak masalah. karna gue fearless. hahaha



disana itu sabana 2, tanjakannya tinggi sih, tapi ingat kan, kamu masih punya lapisan tekat untuk menuju kesana. Kamu masih ada janji dengan merbabu ini untuk bisa mencium keningnya, kamu masih punya semangat yang membara untuk menyentuh puncak sana. ingat jalan yang kamu lalui sudah teramat jauh. Gak mungkin kamu akan menyerah di tengah jalan, tengoklah kebelakang, seberapa jauh hambatan dan rintangan yang sudah kamu lalui. kamu mau menyerah ? bodhoh !!



tanjakan sabana 2 memang lebih tinggi dari pada sabana 1, medan yang dilalui juga lebih berat dari sabana 1, iya aku tau ini proses, selalu ada tantangan yang lebih berat dari sebelumnya, aku tau di depan sana masih ada karang yang lebih besar lagi untuk kita taklukan. tapi sebesar apa pun itu halangannya, kalau kita masih punya tekat dan semangat, semua itu sirna. dan kita sudah membuktikan. Yap we on the top sabana 2.




sabana 2 ini lebih indah dari pada sabana 1, pokonya lebih indah dari pada sebelumnya, sebanding lah. dengan perjuangannya, sudah dari sononya, seberapa besar perjuanganmu, hasil yang didapatpun akan seimbang dengan seberapa besar usahamu. Tuhan tidak akan membiarkan usahamu terbuang begitu saja, tanpa ada hadiah yang pantas atas segala perjuanganmu.

sudah cukup kita dimanjakan dengan angin sumilir sabana 2, dengan rasa nyaman dan tenang di sabana 2. ingat masih ada 1 tanjakan lagi yang harus kita lalui. dan itu tanjakan tersulit dan tertinggi dari yang sebelumnya.

terjadi perdebatan sengit diantara kita, antara mau lanjut apa enough di tengah jalan. banyak pertimbangan yang kita perdebatkan. mulai rasa lapar yang sudah menyerang, lapar ? iya kita naik belum sarapan, bahkan ada yang baru bangun tidur langsung tancap gas naik keatas. Permasalahan waktu juga. waktu ? iya pendakian dari pos 3 menuju puncak membutuhkan setidaknya 6 jam, sedangkan kita mulai mendaki pukul 10, itu artinya kita sampai di pos 3 jam empat sore, belum lagi turun ke basecamp takut kemalaman, belum lagi kasihan yang nunggu, dan masih banyak perdebatan lainnya.

yang 3 bersikukuh untuk menyudahi pendakian ini, yang ber 6 bersikukuh untuk tetap muncak. Lagi lagi tekat yang mengalahkan segala alasan. Bang Dayat, Lilik, dan Toni lebih memilih mengibarkan bendera kuning. Bye untuk kalian. Kalian gak lakik !!

well. ini puncak terakhir, ini puncak tertinggi dari puncak sebelumnya, dan aku tau pasti akan ada banyak rintangan yang akan di lalui, pasti akan ada hambatan yang lebih besar lagi, yang akan menggoyahkan tekat ini. Tapi apapun itu, setidaknya kita ber enam masih punya semangat, meskipun hanya sisa - sisa semangat, tapi jika dikumpulkan menjadi satu. Setinggi apapun puncak itu, pasti akan dapat kita taklukan.

bener banget, apa yang aku katakan sebelumnya, medan yang dilalui kemiringan 45 derajat, pokoknya miring, kita harus berjalan merangkak sambil berpegangan pada rumput, salah berpijak, dibawah sana sudah ada jurang yang siap menunggumu, hihihihi.

baru setengah perjalanan, tepat di kiri ku, ada mas - mas yang tejatuh dan tergulung - gulung, menggelundung bebas dari atas sampai hampir di bawah, sumpah langsung rasanya kaki gak bisa digerakkan, tangan jadi gemetar, keringat jadi lebih deras menetes. Apalagi lihat darah di dagunya, hampir merontokkan tekatku yang selama ini aku tata, ditambah lagi aku lihat proses dia terjatuh, dari lari sampai menggelundung, untung Allah memberi dia pertolongan dengan tersangkut di pohon edelweis itu. Kalau misalnya dia gak bisa berpegangan pada batang edelwies itu ? ah sudahlah aku gak bisa membayangkan lebih. Yang jelas itu mengingatkanku untuk lebih berhati - hati lagi. Buat mas nya get well soon, besok lebih berhati - hati lagi.

berjalan lebih berhati - hati lagi, lebih mawas diri lagi, dan lebih milih lagi rumput yang kuat untuk menopang tubuh ini. 1 jam merayap layaknya spiderman, dan puncak itu terpampang nyata tepat dimata kita. Kita berhasil gaes !!



Teman kita berhasil sampai puncak. Teman kita berhasil membuktikan pada diri kita sendiri kalau kita bisa. Kita sanggup melawan segala rintangan yang selama ini menghadang, kita bisa merontohkan rasa kekhawatiran kita, rasa ragu yang selama ini menyelimuti setiap langt tekkah kita. Berkat tekat yang kuat kita bisa lalui semua ini.


Perjalanan menuju puncak ini layaknya cerita hidup, akan selalu ada rintangan di depan sana, setiap kamu bisa melewati 1 rintangan itu, pasti akan ada lagi rintangan lain yang jauh lebih besar. Kamu tak tahu apakah kamu mampu melewatinya atau tidak, tapi ketika masih ada tekat dan semangat di dada, sebesar apapun itu rintangannya, insyallah Allah akan ikut bersamamu untuk menaklukannya,

Terima kasih Merbabu, untuk cerita berharga ini, sepenggal kisah ini suatu saat akan ku ceritakan kepada anak atau pun cucu ku kelak.