Little thing change my future



awal mula cerita ini bermula dari seonggok kertas putih yang ditempel oleh seorang Kepala Jurusan yang killer di depan kelas yang bertembok warna putih kusam.

ketika itu, tak ada seorangpun yang menganggap bahkan peduli dengan apa itu isi dari kertas yang entah keberadaanya diharapkan atau tidak. tiap orang hanya lalu lalang melintasinya tanpa ada satupun yang meliriknya, mereka tak tahu bahwa kertas itu dapat merubah masa depan mereka. sehari, duahari, bahkan seminggu, kertas itu masih tertempel dan lama kelamaan lem pereketnya tak mampu lagi mempertahankan posisinya seperti pada sedia kala. hingga akhirnya kertas itupun jatuh, terinjak, tersibu, tersingkir hingga berada di pojok kelas.


Thomas, teman akrabku yang kala itu melihat kertas kusam itu berada di bawah mejanya, ia berniat untuk mengambil dan membuang nya karna dia rasa kertas itu membuatnya risih dan hanya mengotori mejanya. ku ingat betul sebelum dia buang, dia sempatkan untuk membacanya sejenak, entah membaca dengan sengaja atau cuma iseng, dia baca tiap baris demi baris huruf yang tertera di selembar kertas itu.


wajahnya yang begitu serius mencoba mencerna maksud dari teks itu, kulihat dia begitu kaget setelah mengetahiu isi dari ketas itu begitu berharga untuk mengubah masa depannya. dia pun bergegas untuk menghampiri mejaku dan menyuruhku untuk membaca kertas itu.
awalnya ku menolak tapi sedikit penasaran, “apaan, kertas udah kotor juga masih aja dipelihara, sudah buang sana !”, begitu congkaknya aku menjawab perintahnya.
“udah baca dulu, nyesel ntar kalau tidak dibaca” suara thomas berusaha meredam ke congkakanku.
dengan wajah yang juga penasaran kucermati isi kertas itu, ku hafal bener setiap kata dari kertas itu, :

“sebuah instansi terbaik di indonesia, membutuhkan seorang asisten programmer, lulusan SMK, dengan persyaratan, sehat jasmani (surat keterangan dokter), menguasai program html, php, css, mampu bekerja dengan cermat, tidak merokok, berkelakuan baik (SKCK), kirim surat lamaran paling lambat, kamis, 12 April 2012, pukul 13.00 WIB”

“ah, gak mungkin kita bisa kerja disana, lagian sekarang sudah hari jumat, tinggal 5 hari lagi, mana mungkin cuma 5 hari kita bisa memenuhi semua persyaratan itu” suaraku yang begitu putus asa seperti manusia yang sudah mengaku kalah sebelum berperang.
“halah, masih juga ada waktu, sebelum terlambat, ngapain gak kita coba” ocehan thomas mencoba menyemangatiku.

“ku pikir – pikir dulu deh, lagian sekarang juga sibuk – sibuknya ujian, bentar lagi ujian praktek, belum ujian sekolah belum juga ujian nasionalnya” lagi – lagi jawabku seakan mematahkan semangat thomas,

“ah, kelamaan mikir, udah coba saja gak ada salahnya mencoba, diterima syukur gak diterima ya udah” thomas berusaha menimpali keluhku.

setelah ku pikir – pikir bener juga apa kata thomas, tidak ada salahnya mencoba, aku pun meng_iyakan ajakan thomas untuk melamar pekerjaan itu.

sepulang sekolah, tepatnya pukul 12.00 WIB, aku dan thomas menyusun rencana apa saja yang akan kita kumpulkan, apa saja yang akan kita cari sebelum waktu deadline, hal yang pertama mencari surat SKCK dan Surat keterangan sehat dari dokter. aku pun langsung bergegas pulang mengendarai bus kota berwarna kuning, setibanya di rumah ku langsung ke kantor polisi untuk meminta surat SKCK, persis seperti manusia yang begitu polos meminta selembar kertas kepada orang yang tidak dikenal, kepala polisi itu meminta ku untuk menunjukkan persyaratan – persyaratanya, dia meminta ktp, akte kelahiran dan juga surat pengantar rt/rw. oh tidak, semua persyaratan itu belum aku punya sama sekali. aku pun pulang dengan hampa, tanpa ada satupun yang aku peroleh.

ketika itu usiaku berumur 18 tahun, tapi ktp belum aku punya, demi mendapatkan surat SKCK itu, aku pun harus membuat ktp terlebih dahulu, dengan wajah penuh harap malam harinya ku bertamu ke rumah ketua rt, untuk meminta surat pengantarnya. minggu keesok harinya ku bangunlebih awal dari biasanya, ku mandi lebih pagi dari biasanya, ku pakai parfum yang lebih banyak dari biasanya, dengan langkah penuh harap dan pasti motor butut ku, ku ajak ke kelurahan terdekat, dan….. “ngek ngokkk”

TUTUP, kelurahan tutup, damn, damn, rasanya pengen marah semarah marahnya, bukan karena kelurahnnya yang tutup tapi karena kebodhohanku yang tidak mengetahui kalau hari minggu kelurahan tutup semua. lagi – lagi dengan hasil yang NIHIL, ku pulang lagi kerumah. saat itu ku seperti orang paling bodhoh. untuk memaksimalkan waktu yang semakin singkat ku mampir di rumah tetanggaku untuk meminta surat keterangan sehat. dia bertanya – tanya kepadaku “untuk apa e?, untuk nglamar kerjaan pow?” begitu pertanyaan dia terus, selalu mengusik kerahasiaanku. rahasia ? ya aku merahasiakan semua ini kesemua orang, aku telah berjanji tidak akan memberitahu siapapun sebelum aku dinyatakan keterima, tahu sendiri itu instansi terkenal banget, gedhe pula, takutnya banyak yang sudah publish endingnya tidak keterima, nanti yang ada malu sendiri. ok, untuk menjawab pertanyaan tetanggaku itu, dengan terpaksa berbohong, ku bilang untuk syarat ujian nasional, *serasa totol sekali kalau dikaji ulang* mana ada ujian nasional pakai surat keterangan dokter. :D ternyata, argumenku cukup ampuh menyumpal semua pertanyaanya. and *jeng jreng* 1 persyaratan sudah aku dapatkan, tinggal yang lainnya.

senin, 9 april 2012, kebetulan waktu itu jadwal ujian praktek off, pagi harinya aku pun langsung ke kelurahan,pukul 07.30 WIB rupanya masih sangat terlalu pagi untuk menyinggahi kelurahan, terlihat kunci berwarna putih itu masih terkunci rapat, namun pasien yang minta dilayani sudah begitu banyak, 30 menit tepatnya lamaku menunggu pintu itu terbuka, tampak seorang wanita gembul berusia 40 tahun membuka pintu kebahagiaan itu, sebagai manusia pertama aku pun langsung bergegas masuk ruangan itu pertama kali, sekitar 15 menit proses selesai, aku pun selanjutnya diarahkan untuk ke kecamatan sebagai proses akhir pembuatan. tanpa pikir panjang lebar, motor bubut ku langsung kutancap gas pol menuju kecamatan yang bejarak kurang lebih 10 KM.

sesampai di kecamatan *jeng jeng* buanyak banget antrian, kursi tunggu terlihat penuh semua, tanpa menghiraukan tulisan mohon antri dengan tertib, aku pun langsung menerobos di antara jejeran manusia – manusia itu, dengan wajah yang memelas, ku minta pada petugas itu agar dapat secepatnya dibuatkan KTP untuk melamar pekerjaan yang waktunya tinggal 2 hari lagi. 

Dia pun mengelak dan memohon menunggu antrian, tapi demi sebuah waktu yang sangat singkat. aku trus memberikan argumen kepadanya, mulai dari sangat butuh banget pekerjaan itu, tidak ada waktu lagi untuk mengurus KTP karena sudah sibuk ujian, semua argumen yang ada dipikiranku kucurahkan semua, dan setidaknya dengan penambahan mimik wajah yang memelas dapat meruntuhkan pendirian petugas kecamatan itu, “KTP tidak bisa jadi sehari, karna kita desakkan, mungkin besok siang ktp nya, jadi besok kembali lagi kesini saja” begitu penjelasan petugas itu setidaknya melegakan ketidakpastianku. tanpa menghabiskan waktu, dibawah terik matahari yang begitu membabi buta menampakkan ke egoisannya, pulang dari kecamatan langsung mampir ke rental komputer, tau sendiri waktu itu belum sempat membuat project profile, di antara rasa capek, kepanasan, ngos – ngosan, kupaksakan otak yang sudah lelah ini untuk berfikir sekuat tenaga untuk mendesain, entah desain apa pun yang jelas semua desain yang bisa aku buat aku desain,

1 desain, 2 desain , 3 desain, 4 desain otak ini bekerja semaksimal mungkin, mungkin kalau otak ini bisa memberontak, pasti sudah lepas lari sendiri dari kepala. tepatnya menghabiskan waktu 5 jam, aku habiskan sisa waktu yang tinggal sedikit di rental, ingat betul jam 10 malam terdengar suara penjaga rental memecahkan kepusingan kepala ini “mas, ini sudah pukul 10 malam, kita mau tutup, mungkin kalau belum ada yang selesai dapat disave dan dilanjutkan besok pagi” suara penjaga rental yang ramah tapi menusukku dengan halus dengan intinya mengusirku !,
selasa, dan rabu jadwal ujian dengan terpaksa tidak bisa mengurus sisa persyaratan, kecamatan tutup jam 1, sedangkan pulang sekolah pukul 3 sore.

kamis, this is deadline time. kebetulan juga waktu itu tidak ada jadwal ujian, dan bolos adalah solusinya, dan itu pertama kali dalam sejarah bolos sekolah. pagi banget pukul 8, ke kecamatan, untuk mengambil ktp, tanpa halangan, ktp sudah ada di tangan, tanpa pikir lagi, tancap gas menuju polisi daerah untuk membuat SKCK, sesampai disana, disuguhi 3 formulir untuk mengisi, persis bagaikan seorang narapidana yang akan disidang karena kasus maling kemuran kemben tetangga, :)) dan itu wasting time banget, hampir ku habiskan waktu 1 jam, hanya selembar kertas pengantar untuk ke alur berikutnya. waktu sudah menunjukkan pukul 10, dan deadline jam 13, itu tandanya tinggal 3 jam lagi untuk mengurus skck dan pembukuan project profile.

tepat pukul 10, tanpa menghiraukan polisi yang lagihan baris berbaris, tancap gas menuju polsek pusat yang jaraknya 30 KM dari polres daerah, waow. meski tidak punya sim dan baru punya ktp 3 jam yang lalu :D, ku beranikan untuk tancap gas kecepatan maksimal, motor butut berwarna silver itu ku paksa untuk menyusuri jalan raya dengan tenaga maksimal, :D
di tengah perjalanan ku sempatkan untuk mampir ke percetakan untuk pembukuan project profile, ku lihat jam di dinding yang terpasang di atas kalender, sudah menunjukkan pukul 11.30, itu tandanya tinggal 1,5 jam lagi waktu time out.

gas pol lagi menuju polsek pusat, hingga gas tidak bisa berjalan lagi, ku pacu motor sekuat tenaga, panas, macet, suara klakson yang hilir mudik di telinga, bahkan kecelakaan tepat di depan mata tak kuhiraukan demi mengejar sisa waktu yang tersisa, pukul 12.00 tiba di bangunan polsek yang begitu besar itu, seperti orang hilang tidak tau sama sekali sekeliling nya, ku beranikan untuk masuk di bangunan yang paling depan, duduk di antrian , 5 menit 10 menit ku bersabar menunggu petugas memanggilku, dan tiba giliranku untuk maju ke meja yang besar itu, “mas, sim nya kog bisa hilang gimana?” suara petugas itu begitu asing di telingaku, “SIM ? siapa yang kehilangan SIM ? aku mau membuat surat SKCK pak” suaraku mencoba menjelaskan permasalahanku. “oh ini, tempat pembuatan sim baru, kalau mau buat SKCK di tempat sana, itu kan ada tulisanya” sumpah perkataan itu begitu memalukakanku, begitu menunjukkan kebodhohanku.

sesuai arahan petugas itu, aku pun langsung berpindah menuju bangunan sebelah, aku pun lagi lagi dijejali 3 formulir lagi, dan yang ini tambah banyak lagi pertanyaan yang ditanyakan, mungkin mereka kira aku seorang teroris yang sudah tobat yang mau melamar pekerjaan, -_-, waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 dan semakin cepat bergerak, ingin rasanya ku hentikan waktu atau pertambahan waktu meski 15 menit.

setelah selembar kertas berparaf kepala kepolisian berada di tanganku, aku pun langsung tancap gan, sumpah rasa di hati tidak karuan, 1 jam lagi, menuju gerbang pengeksekuasian. jarak yang aku tempuh juga masih sangat jauh, dan aku juga belum tau di mana tempat pengumpulan berkas itu (oh tuhann), hampir setiap motor yang melewatiku su salip, setiap melewati lampu merah selalu ku sempatkan melihat jam tangan, tinggal berapa enit lagi waktuku, entah waktu itu serasa bagaikan waktu yang sangat berarti dalam hidup ku,

sesampai di instansi itu, aku bingung, benar benar bingung, aku harus menaruh surat lamaran ini kemana ? instansi ini besar banget, seperti manusia yang tidak tau arah kemana, ku terus maju, hingga aku menemukan jalan buntu, aku bingung aku harus tanya siapa, hingga akhirnya ditengah kebingunganku datanglah satpan cewek menghampiriku, dengan ramah dia tanyakan padaku, dia tawarkan jasa yang bisa dibantunya, ku tanyakan padanya kemana harus ku serahkan surat lamaran ini. dia pun dengan keramahannya mengantarkanku ke tempat yang semestinya.

sesampai di kantor yang super bersih itu, ke ketok pintu besar yang begitu elegan, kutanya pada wanita cantik penjaga meja depan, ku sapa dia “maaf mb, mau tanya untuk pengumpulan berkas nglamar pekerjaannya menghubungi siapa ya, ini saya mau mengumpulkan berkas persyaratannya?” .dengan nada penuh ramah wanita itu menjelaskan ku “owh, kumpulkan sini mas, hampir saja kamu terlambat mas, lihat itu sudah jam 12.58, lebih dari 2 menit mungkin ini sudah tidak kita terima” nada dia yang datar tapi begitu melegakan hatiku yang penuh kegelisahan. “alhamdulillah, iya mb,terimakasih” muka penuh harapan mencoba menjawabnya.

hah, sumpah rasanya lega, super lega, di sepanjang perjalanan pulang aku pun hanya bisa tersenyum – tersenyum sendiri. owh, ini rasanya memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, owh ini rasanya dari hal yang semula tidak kita hiraukan menjadi begitu bermakna.