Pantai Siung

* njirrr, setelah dibaca – baca lagi postingan yang sebelumnya, dan lihat fotonya, baru ngeh kalau pakaian yang aku kenakan sama semua (fak banget), kaos hitam dengan jacket denim, njiiirrr, bukan karena aku gak punya pakaian yang lain, tapi karena emang lagi suka sama kaos hitam polos (pembelaan) *

baik lah, cerita kali ini pakai baju yang lain, (*risi juga seh, waktu pake dp bbm, profil fb, ava twitter, pakainnya sama semua, wkwkw)

cerita kali ini mengenai travelling dengan, dengan, kalian tau dengan siapa ? *gak tau lah man, bodo banget loe*, dengan, dengan MOEMIC, yeayy (*taukan moemic itu kaya apa wujudnya?*).

awal mula kenapa bisa liburan dengan moemic, karena iseng koar – koarnya maemunah,gimana gak iseng, aku chat dia ‘nah, kamis hangout yuk’, eh dia malah koar – koar di group moemic “besok  kamis, pak bos djo, ngajak dolan ke pantai, katanya mau dibayari semua, siapa yang ikut ?” *pengen tak bejek.bejek itu orang*, sialannnn,,, mulai deh, dari postingan itu, satu persatu teror gue, ini itu, (kamprett). tapi ide bagus seh, main ke pantai, lagian hari libur juga, lagian udah lama juga gak main bareng moemic,

kamis, 29 mei 2014, kumpul di JEC jam 8, jangan ngaret, kalau ngaret di tinggal, sms ultimatum ke semua orang yang fix mau ikut.

tapi, you know what the happen, jam 8 aku sudah nangkring di JEC, dan itu baru ada aku, kalau mau ditinggal, brati cuma aku sendiri yang berangkat (njiiirrr), kemakan omongan sendiri., jam 8, pindah jam set 9, pindah jam 9 dan pindah jam 10 baru pada datang semua (kampret banget ngaret 2 jam).

*sory, ya gak bisa disebutin satu persatu orang – orang nya, males banget* ahhaha (sedikit kecewa seh, banyak yang gak bisa ikut, makhlum lah sudah pada jadi orang sibuk)
lagi, lagi aku harus boncengan dengan toa (haishh, gak ada yang lain ?)

lalalla, belok kanan, belok kiri, jalan lurus, putar jalan, mampir indomaret, lurus, naik gunung, belok kanan, *bingung, clinguk kanan clinguk kiri*, 2 jam perjalanan dengan diiringi suara nyempreng dari toa. wkwkwk

dan, taraaa, sampai pantai siung (jam 12 siang) panas bangettt,.

lapar ? pasti, apa lagi harus ngimbangi ngomongannya toa, yang nerocos gak ada henti – hentinya. wkkw

makan ? jelas lah, kalau lapar masak ya lari – lari. (tetep selfie)


sudah selesai ngomong ngalor ngidul, cuaca juga sudah tidak begitu panas, air pantai seakan melambai – lambaikan tangan sambil bilang kesini bang, mari bang, (njir, aku malah ngebayangin jupe)wkwk.


 udah bosen dengan air yang itu – itu aja, rasanya juga cuma asin (menurut loee), nangkap ikan juga gak ketangkep – ketangkep, mau renang ke laut takut mati, *mulai deh nglantur)

pindah lokasi ke tebing pantai, dan waow that is awesomeee…


 jam 5, pantai sudah mulai sepi, takut kalau jadi tumbal, kita pun pulang.
*ada cerita seru waktu pulang*

habis dari rest area pom bensin, untuk sholat cuci ini itu. , jam setengah 7, perjalanan dilanjutkan, melewati hutan yang gelap (bukan karena bulannya gak ada) tapi emang karena minim penerangan, lampu penerangan masih dikit *pemerintah. catet itu !!*.

hingga tiba, di tengah – tengah hutan pohon pinus, tiba – tiba mia nangis sekenceng – kencengnya, ana yang nebeng mia pun bingung, ada apa dengan mia. karena ana gak begitu piawai pakai motor, aku pun suruh ganti mengendarai motor. dan mboncengkan mia *bahasanya amburadul*
aku tanya dia, “kenapa e mi, kog nangis”,
mia : “ada yang ganggu aku, badanku berat sekali untuk digerakin, pundak ku berat banget kaya ada yang naiki”

njirrrrrrrrrrrrrrrr, serem amat. berati itu artinya aku juga lagi mboncengin dedemit (fak banget)
mia kembali nangis, tangannya dari tadi gemetar, tangannya tiba – tiba reflek mukuli punggung ku, mulut mia tak henti -hentinya baca surat – surat alquran,

(kalau demit nya bisa kelihatan, rasanya kepengen tak jitak kepalanya, heh, demit bangke, sakit gembel, loe mikir ini ring tinju, main pukul aja)

dan aku ?? untuk mengusir rasa takut, aku nyanyi ini itu. dalam mainset ku “dicuekin aja. dedemitnya kalau dicuekin juga bakal bosen, jangankan dedemit manusia yang tiap hari modusin, kalau hanya diceukin juga akan bosen sendiri” (apaseehh).

hingga tiba di jalan yang sudah padet lalu lintas, tiba – tiba mia, diam, isak tangisnya juga sudah gak kedengeran lagi.

aku : “mi, kog diam, gak tidur kan ? masih diganggu demitnya? badannya masih berat ?”
mia :”alhamdulillah, udah mendingan, udah enakan, udah gak seberat tadi, tangannya gak gemetar terus, badannya udah ringan”
tu kan, apa  yang aku omongin, demit kalau dicuekin juga akan kesel sendiri.

mampir ke rumah makan untuk, makan malam sekalian mengistirahatkan badan. jam 21.00 wib. kita pulang kerumah masing – masing.